Pages

Saturday, February 12, 2011

Mutiara Kata dari Syeikh Abdul Qodir Jailani (4-7)


“Bila qalbu seorang hamba telah sampai (wusyul) kepada Tuhannya, maka Dia menjadikan hamba itu selalu memerlukanNya, mendekati diri kepadaNya, memberikan kedudukan tinggi kepadaNya.” 
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian).


“Orang mukmin yang berjiwa qanaah hanya perlu sedikit saja harta dunia. Ia masuk ke ribaan Tuhannya dengan mengajukan permintaan, permohonan, tawadhuk dan taubat kepadaNya. Bila diberi sesuatu yang ia inginkan, ia bersyukur kepada Allah SWT atas pemberiannNya itu. Bila tidak, ia sabar menerima apa-apa yang menjadi iradahNya, tanpa mengajukan protes dan tanpa menentang. Ia tidak menuntut kekayaan dengan cara menjual agamanya, menampilkan sikap riak dan nifaq, seperti yang kau lakukan hai orang hipokrit.” 
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian).
“Jika kamu memberikan makanan mu kepada para muttaqin serta membantu dia dalam urusan dunia, lalu kamu mendapatkan bahagian pahala dari amal yang ia lakukan, tidak kurang sedikitpun kerana kamu telah menolong niatnya dan telah menghilangkan kesulitannya. Pendek kata, kamu telah mempercepatkan langkahnya ke hadapan Allah Azza Wajalla. Demikian pula jika kamu memberikan makanan mu kepada orang munafik yang nyata dan melakukan maksiat, serta kamu membantunya dalam urusan dunia, bererti kamu akan mendapat siksa dari kejahatannya, tidak kurang sedikitpun kerana kamu telah menolongnya dalam maksiat kepada Allah Azza Wajalla. Tentu saja keburukannya akan kembali kepadamu.” 
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian).
“Saudara! Jika bicara, bicaralah dengan niat yang baik. Jika diam, diamlah dengan niat yang baik. Setiap orang yang tidak berniat dalam beramal, maka tiada berguna baginya amal yang ia kerjakannya itu, amalnya sia-sia. Baik engkau bicara atau diam, kau tetap berdosa sebab engkau tidak membenarkan niatmu, diam dan bicara yang tidak mengikut sunnah.” 
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian).






Monday, February 7, 2011

Mutiara Kata dari Syeikh Abdul Qodir Jailani (1-3)

Nasihat Pertama
" Cintailah Dia, beramallah demi-Nya, bukan demi yang lain selain Dia. Takutlah kepada-Nya, jangan kepada yang lain. Semuanya itu dengan hati, bukan dengan cakapan mulut. Itu semua ada dalam khalwat (bathin), bukan dalam jalwat (lahiriah). Jika tauhid di ambang pintu rumah, ternyata syirik bersemayam di dalamnya, maka demikian itu adalah “nifaq” (hipokrit). Hindarilah taqwa di mulut, liar di hati, syukur di lisan dan ingkar di hati. Celaka jika ucapan mulut tidak sama dengan qalbumu "
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian). ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

Nasihat Kedua
" Jadilah engkau orang yang berakal, dan janganlah jadi pendusta. Kau mengatakan, “Saya ini takut kepada Allah SWT, tetapi engkau justeru takut kepada selain-Nya. Janganlah engkau takut kepada jin, manusia dan malaikat. Janganlah takut kepada haiwan, baik yang dapat berbicara mahupun yang bisu. Juga jangan takut kepada siksaan dunia mahupun akhirat, tetapi takutlah kepada Zat yang menyiksa."
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian). ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Nasihat Ketiga

“Ilmu pengatahuan itu tidak bermanfaat apabila tidak diamalkan. Dalam kegelapan, kamu memerlukan sedikit sinar, iaitu hukum Allah yang harus diamalkan hari demi hari, tahun demi tahun sehingga buahnya dapat kamu nikmati.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
Petikan: Al-Fath Ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian).


" Kami dengar dan Kami taat "
" Hadirku ke dunia kerana-Mu Ya Allah "





Saturday, February 5, 2011

Indahnya Hidup Dengan Sifat Qanaah



Ketika kerjamu tidak di hargai,
maka saat itu engkau sedang belajar tentang KETULUSAN.
Ketika usahamu dinilai tidak penting,
maka saat itu engkau sedang belajar KEIKHLASAN.
Ketika hatimu terluka sangat dalam,
saat itu engkau sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika engkau lelah dan kecewa,
maka saat itu engkau sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.
Ketika engkau merasakan sepi dan sendiri,
maka saat itu engkau sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Ketika engkau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu engkau tanggung,
maka saat itu engkau sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Yang Maha Kuasa menempatkan kita ditempat kita sekarang bukan secara KEBETULAN.
Kita tidak pernah berjalan sendiri.
Yang Maha Kuasa memberi jalan KEHIDUPAN.

Jadi tetaplah semangat dalam menjalani kerasnya roda2 dikehidupan ini.





Hidup Adalah BELAJAR..

Belajar Bersyukur Meski tak Cukup,...
Belajar Ikhlas Meski Tak Rela,...
Belajar Taat Meski Berat,...
Belajar Memahami Meski Tak Sehati,...
Belajar Sabar Meski Terbebani,...
Belajar Setia Meski Tergoda,...
Belajar Memberi Meski Tak Seberapa,...
Belajar Mengasihi Meski Disakiti,...
Belajar Tenang Meski Gelisah,...
Belajar Percaya Meski Susah,...
Belajar dan Terus Belajar...!

Nilai manusia, bukan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup; bukan apa yang diperoleh, melainkan apa yang telah diberikan; bukan apa pangkatnya, melainkan apa yang telah diperbuat dengan tugas yang diberikan Tuhan kepadanya